Cara menanam tanaman jagung - Tanaman jagung memiliki nama ilmiah Zea mays L, dan masih berkeluarga dengan rumput-rumputan. Tanaman jagung merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika yang tersebar hingga Asia dan Afrika. Tanaman ini idealnya ditanam pada area yang terbuka seperti ladang dan sawah. Hal ini bertujuan agar sinar matahari yang didapatkan oleh tanaman jagung dapat benar-benar maksimal. Mengingat jagung adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi. Jadi kurang cocok apabila ditanam pada kawasan yang kurang mendapatkan sinar matahari.
Tanaman jagung juga menghendaki tumbuh pada kawasan yang cukup air, tapi jangan sampai media tanam menjadi tergenang. Tanaman jagung sebenarnya dapat tumbuh pada segala jenis tanah, selama tanah itu tidak tandus, memiliki drainase yang lancar, dan memiliki humus serta pupuk yang mencukupi selama proses pertembuhan. Iklim tak kalah mempengaruhi dalam proses budidaya jagung, walaupun tanaman jagung sebenarnya baik pada kawasan yang memiliki iklim sejuk dan dingin, namun apabila terlalu sering turun hujan akan mengurangi kualitas jagung yang dihasilkan.
Derajat keasaman tanah juga perlu diperhatikan, walaupun tanaman jagung dapat beradaptasi dengan baik, namun kandungan pH yang cocok adalah berkisar antara 5.5 sampai 7. Penanaman jagung sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan tiba, ini bertujuan untuk menghemat tenaga dalam proses penyiraman tanaman dan menjaga lingkungan tetap lembab. Suhu yang baik adalah berkisar antara 21 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan suhu yang dibutuhkan untuk mengkecambahkan biji jagung berkisar antara 21 sampai 27 derajat celcius.
Umumnya terdapat 2 cara dalam penanaman jagung. diantaranya adalah multikultur yaitu dalam satu media tanam terdapat banyak jenis tumbuhan yang ditanam. Cara ini sering disebut pula dengan tumpang sari. Yang bertujuan untuk tetap menjaga kesuburan tanah dan menjaga keseimbangan unsur-unsur yang berada didalam tanah. Sedangkan yang kedua adalah dengan cara monokultur, cara ini fokur pada satu jenis tanaman saja, walaupun dimasa panen yang akan datang akan ditanami tanaman yang berbeda. Cara bertanam ini sering disebut rotasi tanaman.
Persiapan benih
Benih yang berkualiatas adalah bening yang memiliki daya tumbuh sekitar 90% serta virgor yang cukup tinggi. Terbebas dari segala jenis hama dan penyakit. Maka dari itu, untuk mendapatkan jenis benih yang berkualitas perlu dilakukan perendaman benih kedalam air yang telah dicampur dengan fungisida selama 2-3 jam. Setelah perendaman selesai dilakukan, proses pemindahan benih kedalam media tanah sudah siap dilakukan.
Pengelolahan media tanam
Pengolahan media tanam sangat diperlukan dalam budidaya jagung. Pengolahan media tanam dilakukan dengan membajak atau mencangkul hingga tanah menjadi gembur. Ini dimaksudkan agar memperbaiki sifat fiksi tanah yang rusak, dan mencegah timbulnya tanaman pengganggu dan gulma serta meningkatkan tingkat kesuburan tanah.
Langkah selanjutnya adalah dengan cara membalik permukaan tanah. Bagian permukaan tanah yang berada dibawah harus dibalik keatas, dan yang berada diatas otomatis akan berada dibawah. Serta tidak lupa untuk membersihkan sisa-sisa berbagai macam tanaman hingga bersih. Proses selanjutnya adalah tahap perataan tanah. Perataan tanah dapat dilakukan menggunakan alat garu dengan bantuan tenaga sapi atau kerbau.
Pengolahan media tanam sebaiknya dilakukan pada kondisi tanah yang tidak terlalu basah. Sebab ditakutkan jika dilakukan pada kondisi tanah yang terlalu basah, proses pengolahan menjadi lebih susah karna tekstur tanah yang lengket dan susah untuk digemburkan. Namun pada kondisi tanah yang terlalu kering juga tidak akan baik, karna tenaga yang dibutuhkan akan lebih besar pula. Pengolahan tanah idealnya dilakukan pada tanah yang memiliki kondisi lembab.
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah membentuk bedengan. Bedengan dibentuk sesuai luas lahan yang dimiliki. Tiap bedengan idealnya diberi jarak 40 cm dengan kedalaman 20 cm. Setelah bedengan selesai dibuat, proses pembuatan lubang media tanam sudah siap untuk dilakukan. Pembuatan jarak antar lubang tanam tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan daya tahan tumbuh benih.
Penanaman tanaman jagung
Penanaman jagung sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, ini bertujuan agar tanaman jagung tidak kekurangan air dalam proses pertumbuhannya. Penanaman bibit dilakukan dengan jarak 75 x 25 cm dengan kedalaman 3-5 cm. Tetapi sebelum dilakukan penanaman, isilah masing-masing lubang media tanam dengan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang. Setelah itu masukan satu bibit jagung untuk setiap lubang dan tutupi menggunakan jerami kering dan diakhiri dengan tumpukan tanah.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jagung harus terus dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Pemeliharaan melliputi proses penyiraman, penyiangan, pembubunan, pemberian pupuk, dan pembuangan bunga jantan.
1. Penyiraman
Air merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam budidaya jagung ini. Air digunakan sebagai awal pertumbuhan benih jagung dan juga digunakan sebagai pembentukan tongkol. Beberapa akibat yang mungkin dapat ditimbulkan apabila kekurangan air, diantaranya adalah benih jagung gagal berkecambah dan juga tongkol akan menjadi kerdil. Beberapa petani juga sering membuat saluran air pada daerah sekitar lahan media tanam, ini dimaksudkan agar dalam proses penyiraman menjadi lebih efektif dan hemat tenaga.
Pemilihan waktu yang tepat dalam proses penyiraman tanaman juga perlu diperhatikan. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah proses masa tanam jagung selesai, ini bertujuan agar biji jagung segera berkecambah. Tak sampai disitu saja, setiap satu hari tanaman jagung pula perlu disiram selama satu minggu berturut-turut. Dan penyiraman dilakukan kembali pada minggu ke-4. Dan setelah pembentukan tongkol terjadi, penyiraman harus terus dilakukan agar pembentukan tongkol menjadi sempurna.
Hal-hal yang mungkin saja tidak boleh Anda lakukan saat proses penyiraman diantaranya adalah, dilarang menyiram tanaman jagung setelah media tanah basah karna terjadi hujan. Perlu diingat bahwa tanaman jagung akan membusuk dan mati apabila berlebihan air. Penyiraman hanya perlu dilakukan saat tanah terlihat kering saja.
2. Penyiangan
Penyiangan adalah proses membuang tanaman pengganggu yang dapat menghambat proses pertumbuhan tanaman atau sering disebut dengan gulma. Beberapa macam tanaman penggangu yang sering muncul dalam budidaya tanaman jagung diantaranya adalah tanaman alang-alang, krokot, meniran, tapak kuda, dan rumput teki.
Pembuangan tanaman penggangu dapat dilakukan dengan cara mencabut langsung tanaman. Atau dengan proses penyemprotan tanaman menggunakan senyawa herbisida yaitu cairan kimia yang dapat membasmi tanaman gulma.
3. Pembubunan
Pengertian Pembubunan disini adalah proses penimbunan tanah diarea sekitar tanaman jagung. Caranya yaitu dengan mencabuti tanaman penggangu sekitar tanaman, dan kemudian hasil cabutan rumput tadi ditimbun dengan tanah pada daerah sekitar tanaman jagung. Pembubunan bertujuan juga untuk memperkokoh tanaman jagung agar tidak mudah rebah.
4. Pemberian pupuk
Pemberian pupuk disini merupakan proses pemupukan lanjutan setelah jagung berusia 3 minggu. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea dengan dosis 115 kg/ha dan KCI dengan dosis sebesar 55 kg/ha. Pemberian pupuk perlu dilakukan kembali setelah tanaman jagung berusia 6 minggu. Yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tongkol, dengan dosis pupuk Urea sebesar 55 kg/ha.
5. Pembuangan bunga jantan
Sebenarnya apa kegunaan dengan membuang bunga jantan? Pembuangan bunga jantan bertujuan agar pembentukan tongkol jagung menjadi lebih besar, Agar tongkol tumbuh menjadi lebih banyak, dan juga pengalihan nutrisi pada saat proses pembentukan tongkol.
Pembuangan bunga jantan dilakukan saat bunga jantan telah keluar, tetapi sebelum bunga benar-benar mekar. Sehingga belum terjadi proses penyerbukan. Proses pembuangan bunga jantan dapat dilakukan dengan menggoyang-goyang batang tanaman jagung, tetapi jangan terlalu keras, dikhawatirkan dapat merusak bunga. Sedangkan pencabutan tangkai bunga jantan dilakukan setelah pelepah daun melebar.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit merupakan musuh utama bagi semua petani jagung di Indonesia. Pasalnya tak jarang para petani akan mengalami gagal panen, karna hama dan penyakit yang gagal diatasi dengan baik dan benar. Sebenarnya pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara. Diantaranya yaitu dengan cara tradisional dan cara modern. Pengendalian dengan menggunakan cara tradisional diantaranya yaitu dengan cara mekanisme atau penanganan langsung. Seperti mengusir burung dengan ketapel, membasmi tikus dengan cara digeropyok, dan mengambil langsung ulat dari tanamannya. Sedangkan cara modern lebih mentitik beratkan menggunakan bahan-bahan kimia, seperti fungisida yang berfungsi untuk membasmi jamur, dan penggunaan insektisida yang berfungsi untuk membasmi serangga.
Beberapa jenis hama yang sering dijumpai dalam budidaya jagung diantaranya adalah lalat daun, lalat bibit, ulat agrotis, penggerek daun, dan ulat tongkol. Sedangkan beberapa macam nama penyakit yang mungkin akan Anda jumpai adalah seperti penyakit bulai, penyakit karat, penyakit bercak daun, penyakit gosong, dan penyakit busuk biji.
Panen tanaman jagung
Proses pemanenan umumnya dapat dilakukan pada bulan ke-3. Dengan ciri jagung memiliki biji yang tampak kering, bertekstur keras, dan mengkilat. Proses pemanenan dilakukan dengan memutar tongkol dan juga mematahkan tangkai buah jagung tersebut. Pengupasan jagung juga perlu dilakukan untuk menghindari adanya cendawan yang tumbuh serta menurunkan kadar air pada tanaman jagung.
Tanaman jagung juga menghendaki tumbuh pada kawasan yang cukup air, tapi jangan sampai media tanam menjadi tergenang. Tanaman jagung sebenarnya dapat tumbuh pada segala jenis tanah, selama tanah itu tidak tandus, memiliki drainase yang lancar, dan memiliki humus serta pupuk yang mencukupi selama proses pertembuhan. Iklim tak kalah mempengaruhi dalam proses budidaya jagung, walaupun tanaman jagung sebenarnya baik pada kawasan yang memiliki iklim sejuk dan dingin, namun apabila terlalu sering turun hujan akan mengurangi kualitas jagung yang dihasilkan.
Derajat keasaman tanah juga perlu diperhatikan, walaupun tanaman jagung dapat beradaptasi dengan baik, namun kandungan pH yang cocok adalah berkisar antara 5.5 sampai 7. Penanaman jagung sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan tiba, ini bertujuan untuk menghemat tenaga dalam proses penyiraman tanaman dan menjaga lingkungan tetap lembab. Suhu yang baik adalah berkisar antara 21 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan suhu yang dibutuhkan untuk mengkecambahkan biji jagung berkisar antara 21 sampai 27 derajat celcius.
Umumnya terdapat 2 cara dalam penanaman jagung. diantaranya adalah multikultur yaitu dalam satu media tanam terdapat banyak jenis tumbuhan yang ditanam. Cara ini sering disebut pula dengan tumpang sari. Yang bertujuan untuk tetap menjaga kesuburan tanah dan menjaga keseimbangan unsur-unsur yang berada didalam tanah. Sedangkan yang kedua adalah dengan cara monokultur, cara ini fokur pada satu jenis tanaman saja, walaupun dimasa panen yang akan datang akan ditanami tanaman yang berbeda. Cara bertanam ini sering disebut rotasi tanaman.
Persiapan benih
Benih yang berkualiatas adalah bening yang memiliki daya tumbuh sekitar 90% serta virgor yang cukup tinggi. Terbebas dari segala jenis hama dan penyakit. Maka dari itu, untuk mendapatkan jenis benih yang berkualitas perlu dilakukan perendaman benih kedalam air yang telah dicampur dengan fungisida selama 2-3 jam. Setelah perendaman selesai dilakukan, proses pemindahan benih kedalam media tanah sudah siap dilakukan.
Pengelolahan media tanam
Pengolahan media tanam sangat diperlukan dalam budidaya jagung. Pengolahan media tanam dilakukan dengan membajak atau mencangkul hingga tanah menjadi gembur. Ini dimaksudkan agar memperbaiki sifat fiksi tanah yang rusak, dan mencegah timbulnya tanaman pengganggu dan gulma serta meningkatkan tingkat kesuburan tanah.
Langkah selanjutnya adalah dengan cara membalik permukaan tanah. Bagian permukaan tanah yang berada dibawah harus dibalik keatas, dan yang berada diatas otomatis akan berada dibawah. Serta tidak lupa untuk membersihkan sisa-sisa berbagai macam tanaman hingga bersih. Proses selanjutnya adalah tahap perataan tanah. Perataan tanah dapat dilakukan menggunakan alat garu dengan bantuan tenaga sapi atau kerbau.
Pengolahan media tanam sebaiknya dilakukan pada kondisi tanah yang tidak terlalu basah. Sebab ditakutkan jika dilakukan pada kondisi tanah yang terlalu basah, proses pengolahan menjadi lebih susah karna tekstur tanah yang lengket dan susah untuk digemburkan. Namun pada kondisi tanah yang terlalu kering juga tidak akan baik, karna tenaga yang dibutuhkan akan lebih besar pula. Pengolahan tanah idealnya dilakukan pada tanah yang memiliki kondisi lembab.
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah membentuk bedengan. Bedengan dibentuk sesuai luas lahan yang dimiliki. Tiap bedengan idealnya diberi jarak 40 cm dengan kedalaman 20 cm. Setelah bedengan selesai dibuat, proses pembuatan lubang media tanam sudah siap untuk dilakukan. Pembuatan jarak antar lubang tanam tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan daya tahan tumbuh benih.
Penanaman tanaman jagung
Penanaman jagung sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, ini bertujuan agar tanaman jagung tidak kekurangan air dalam proses pertumbuhannya. Penanaman bibit dilakukan dengan jarak 75 x 25 cm dengan kedalaman 3-5 cm. Tetapi sebelum dilakukan penanaman, isilah masing-masing lubang media tanam dengan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang. Setelah itu masukan satu bibit jagung untuk setiap lubang dan tutupi menggunakan jerami kering dan diakhiri dengan tumpukan tanah.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jagung harus terus dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Pemeliharaan melliputi proses penyiraman, penyiangan, pembubunan, pemberian pupuk, dan pembuangan bunga jantan.
1. Penyiraman
Air merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam budidaya jagung ini. Air digunakan sebagai awal pertumbuhan benih jagung dan juga digunakan sebagai pembentukan tongkol. Beberapa akibat yang mungkin dapat ditimbulkan apabila kekurangan air, diantaranya adalah benih jagung gagal berkecambah dan juga tongkol akan menjadi kerdil. Beberapa petani juga sering membuat saluran air pada daerah sekitar lahan media tanam, ini dimaksudkan agar dalam proses penyiraman menjadi lebih efektif dan hemat tenaga.
Pemilihan waktu yang tepat dalam proses penyiraman tanaman juga perlu diperhatikan. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah proses masa tanam jagung selesai, ini bertujuan agar biji jagung segera berkecambah. Tak sampai disitu saja, setiap satu hari tanaman jagung pula perlu disiram selama satu minggu berturut-turut. Dan penyiraman dilakukan kembali pada minggu ke-4. Dan setelah pembentukan tongkol terjadi, penyiraman harus terus dilakukan agar pembentukan tongkol menjadi sempurna.
Hal-hal yang mungkin saja tidak boleh Anda lakukan saat proses penyiraman diantaranya adalah, dilarang menyiram tanaman jagung setelah media tanah basah karna terjadi hujan. Perlu diingat bahwa tanaman jagung akan membusuk dan mati apabila berlebihan air. Penyiraman hanya perlu dilakukan saat tanah terlihat kering saja.
2. Penyiangan
Penyiangan adalah proses membuang tanaman pengganggu yang dapat menghambat proses pertumbuhan tanaman atau sering disebut dengan gulma. Beberapa macam tanaman penggangu yang sering muncul dalam budidaya tanaman jagung diantaranya adalah tanaman alang-alang, krokot, meniran, tapak kuda, dan rumput teki.
Pembuangan tanaman penggangu dapat dilakukan dengan cara mencabut langsung tanaman. Atau dengan proses penyemprotan tanaman menggunakan senyawa herbisida yaitu cairan kimia yang dapat membasmi tanaman gulma.
3. Pembubunan
Pengertian Pembubunan disini adalah proses penimbunan tanah diarea sekitar tanaman jagung. Caranya yaitu dengan mencabuti tanaman penggangu sekitar tanaman, dan kemudian hasil cabutan rumput tadi ditimbun dengan tanah pada daerah sekitar tanaman jagung. Pembubunan bertujuan juga untuk memperkokoh tanaman jagung agar tidak mudah rebah.
4. Pemberian pupuk
Pemberian pupuk disini merupakan proses pemupukan lanjutan setelah jagung berusia 3 minggu. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea dengan dosis 115 kg/ha dan KCI dengan dosis sebesar 55 kg/ha. Pemberian pupuk perlu dilakukan kembali setelah tanaman jagung berusia 6 minggu. Yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tongkol, dengan dosis pupuk Urea sebesar 55 kg/ha.
5. Pembuangan bunga jantan
Sebenarnya apa kegunaan dengan membuang bunga jantan? Pembuangan bunga jantan bertujuan agar pembentukan tongkol jagung menjadi lebih besar, Agar tongkol tumbuh menjadi lebih banyak, dan juga pengalihan nutrisi pada saat proses pembentukan tongkol.
Pembuangan bunga jantan dilakukan saat bunga jantan telah keluar, tetapi sebelum bunga benar-benar mekar. Sehingga belum terjadi proses penyerbukan. Proses pembuangan bunga jantan dapat dilakukan dengan menggoyang-goyang batang tanaman jagung, tetapi jangan terlalu keras, dikhawatirkan dapat merusak bunga. Sedangkan pencabutan tangkai bunga jantan dilakukan setelah pelepah daun melebar.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit merupakan musuh utama bagi semua petani jagung di Indonesia. Pasalnya tak jarang para petani akan mengalami gagal panen, karna hama dan penyakit yang gagal diatasi dengan baik dan benar. Sebenarnya pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara. Diantaranya yaitu dengan cara tradisional dan cara modern. Pengendalian dengan menggunakan cara tradisional diantaranya yaitu dengan cara mekanisme atau penanganan langsung. Seperti mengusir burung dengan ketapel, membasmi tikus dengan cara digeropyok, dan mengambil langsung ulat dari tanamannya. Sedangkan cara modern lebih mentitik beratkan menggunakan bahan-bahan kimia, seperti fungisida yang berfungsi untuk membasmi jamur, dan penggunaan insektisida yang berfungsi untuk membasmi serangga.
Beberapa jenis hama yang sering dijumpai dalam budidaya jagung diantaranya adalah lalat daun, lalat bibit, ulat agrotis, penggerek daun, dan ulat tongkol. Sedangkan beberapa macam nama penyakit yang mungkin akan Anda jumpai adalah seperti penyakit bulai, penyakit karat, penyakit bercak daun, penyakit gosong, dan penyakit busuk biji.
Panen tanaman jagung
Proses pemanenan umumnya dapat dilakukan pada bulan ke-3. Dengan ciri jagung memiliki biji yang tampak kering, bertekstur keras, dan mengkilat. Proses pemanenan dilakukan dengan memutar tongkol dan juga mematahkan tangkai buah jagung tersebut. Pengupasan jagung juga perlu dilakukan untuk menghindari adanya cendawan yang tumbuh serta menurunkan kadar air pada tanaman jagung.